Maha Karya Cipta Muhammad Alzibilla... aku menemukan eksistensiku dalam tekananku,tertekan dalam segala arah membuat eksistensi menari begitu indah

Kata Sampah Serapah Muntah

Posted by Muhammad Alzibilla On Kamis, 10 Februari 2011 0 komentar
Saat sinar mentari menyinarimu…hangat terasa dalam buaian sinar yang menyala penuh kasih...mengiringi setiap langkah-langkahmu…mengundang rona merah wajahmu sinar itu pun merubah menjadi bayang hitammu… yang selalu mengikutimu….

Takkah kau sadari senyuman yang kau tebarkan….
pengobat luka para lelaki.yang butuh penyejuk..
sapamu yang kau hujamkan….
sebagai obat bius dari kegundahan hati mereka.

Tapi bukan itu….bukan itu…..
Pertemuan ke-dua dalam dunia ketiga,,,menunjuk pada satu arah…..ya” satu arah…menuju “bagaimana kita enak menjalani hidup”

Marilah kita berterima kasih kepada sang mentari….dan,
Ketika dia datang menyapamu katakan…
Kau berikan aku kehangatan kauberikan aku kepanasan.
Lalu kita mau berada dimana??????
Dimana???????

Terdiam dalam ke-egoan memenjarakan kebebasan dalam relung-relung luka penuh duka, lepaskan...lepaskan..biarkan cahaya mentari menghangati setiap lekuk tubuh dan senyummu sampai akhirnya kau sadar...kau bangkit,sampai kau harus menggapai,,,ya menggapai mentari dan kau hujuamkan ditubuhmu.......

Lihat...lihat.. apa yang kau perbuat dengan dirimu,,,,,
Kau bertanya,,,ada apa dengan dirimu sendiri?????
Terlunta dalam panasnya mentari, meminta tapi tau meminta,,mengerti tapi tak mau mengerti,bahagia tapi tak bahagia, menangis tapi tak menangis, tersenyum tapi tak tersenyum,mencinta tapi tak mau mencinta...

Ada apa dengan dirimu???

Ku katakan ada pa dengan dirimu???

Kau jawab: tidakkah kau berfikir...kau telah menghujamkan pisau luka? Kau robek-robek hati ini tanpa kau sadari,kau perkosa cinta suci ini sampai akhirnya cinta ini penuh noda, kau tendang kepercayaan yang selama ini ku jaga padamu sampai akhirnya kau pula yang melunta..
Aku sakit...aku sakit...kau sakiti aku sampai akhirnya cinta ini mati,...mati cintaku...
Kau terdiam,,sejenak,,menghapus air mata yang lambat laun kau usap..

Aku bilang...dan sekarang aku bilang dan ku jelaskan padamu,,
Lupa itu,,khilap itu apalah artinya..memburu dalam debu mengiba penuh dosa...salah....aku salah...
Ku fikir,,,dalam perjalanan semua keegoisan dan sifat yang slalu membuatku slalu salah dan salah ini,kau hunuskan pedang ketulusan dan doa untukku, ku rasakan doamu..kurasakan sakitmu, kurasakan kegundahanmu,kurasakan apa yang kau rasa, memenjara kebahagian.
Tapi lihatlah aku saat ini,. Terkapar,, terlunta – lunta...menghamba kepada ketidak tahuan, sampai akhirnya tak ada yang bisa kulirik selain melirikmu,,,kurasakan sengatan mantari itu,menyengat pori-pori raga dan jiwa....
Ku menghamba padamu..
Ku berubah...dalam kesalahan,,,
Biarkan ku perbaiki bangunan kepercayaan, bangunan cinta,, bangunan kesetiaan sampai akhirnya ku berterima kasih padamu..
Kau tobatkan aku....
Kau sadarkan aku...
Setelah ku seperti ini lalu aku mau kau bagaimanakan???
Kau jadikan aku terkapar dalam kesetian kesedihanku,,
Atau kau jahit aku dari keterluntaan ku..
Ku perjuangkan kebahagianku dan ku berjuangkan kebahagianku
Karena...kebahagianku ada padamu...

Keindahan kata-kata yang telunta dari sebuah ungkapan hati mungkin terlalu naif untuk dilakukan......
Tapi akankah kau merasakan bagaimana ketulusan itu menjadi sebuah prisai dalam menjalani kehidupan mu,,,,,,,,
Untain kata yang kau ungkapakan hanya akan menjadi penguat menjadi orang buta dan terus buat menginjak-injak mu lagi.....
Berfikirlah apa yang engkau paham dalam cara berfikirmu,,,,
Rasakan setiap apa yang telah dia lakukan buat menjadi luluh pada mu.........
Teruskanlah perjalanan hati yang sudah tercaci maki dengan ketenangan berfikir dan kebersihan jiwa,,,,,,,,,itu yang akan membuat dia sadar akan apa yang kamu lakukan...........
Keegoisan yang telah membungkus dirimu....... biarkan itu menjadi pedang yang akan meluluhkan hati dia untuk merasakan kekuatan hati yang selama ini telah di injak-injak,,,,,,
Biarkan perasaan itu mengalir tanpa dibarengi dengan apa yang sedang kamu fikirkan.........
Dan biarkan cinta itu membuah ketika kau telah yakin apa yang akan kamu jalani..........

Rangkaian kata-kata yang entah,,
Entah berantah dalam kata yang muntah dari seorang yang berfikir akan seni permainan cinta yang mencintai kata..
Geliat kata mengena menghina dalam lunta tak melunta dalam luka dalam duka,,,
Entah....entah apa yang terlintas dari muntah otak mu....

Untaian kata tak berbisa buat mangsa yang menjilati hidupnya sendiri.....
Bisa yang di keluarkan dimakan dengan lahap tak tersisa,,,,,
Hanya kebodahan yang datang,,,,,,,,,,,,,
Tidak membawa sedikit keindahan...............

Kau bilang....
Kata berbisa???
Racunnya saja kau tak tahu dimana,,,dimuntahannya kah?merantah dalam entah,,,,kata-kata sampah penuh mentah...

Kau bilang...
Kebodohan dengan titk nadir keindahan??
Merajut sukma tak merangkai kata dengan goresan pisau
Pisau-pisaumu tak lagi murka dalam kata-kata,,
Kata-katamu melunta di antara jurang otak mesummu dengan ambisi memurka memerkosa makna dalam kata.

Kesakitan,,kiepedihan yang kau hujamkan dengan panah penis yang kau tempakkan dengan tak berasa mengesa penuh nafsu...
Ku katakan dengan akal pisauku...murka kau, persetan dengan rangkaian katamu.

Rasakan..rasakan
Merasa dalam muntahan kata yang tak lagi memakna...kata-kata saja kau tak dihargai,layaknya kau tak lagi mengemaskan melepuh oleh panah .
Kauhinakan otakmu dengan menyamaratakan dengan pantat yang slalu mengeluarkan kotoran – kotoran yang tak lagi merasa,,tak lagi memakna....
Cukup ku acungkan pantatku dengan muka rona memenjara penuh murka.


Aku melhat...........
Melihat singa buas yang sedang kelaparan akan keindahan,,,,,,,,,
Dia tidak melihat akan keburukan,,,,,,,,,,,
Keburukan yang akan hinggap di mulutnya,,,,,

Aku melihat yang terkaku akan kehausan..........
Kehausan akan birahi yang memuncak,,,,,,
yang melepuh akan ketidak berdayaan.........
Ketidak berdayaan untuk menghujamkan.............

Kata-kata yang bijak kau anggap itu pelecehan.........
Tidak-tidak kawan kau jangan pernah sekali-kali terjebak dalam lingkarang yang kau tidak tau akan lingkaran itu.....
Lingkaran yang akan mengajak kau kepada jurang kesakitan,,,,,,,,,

Mutahan kata yang tak berarti kau lemparkan kepada anak tikus yang baru belajar akan mencari mangsa.........
Sungguh kau bukan orang yang tak tahu akan penerangan ,,
Matamu sudah di tutup dengan kabut pagi yang belum menandakan buat orang buat melihatnya,,,,,


Hanya cacian yang keluar dari mulut singa yang sedang kelaparan akan keindahan,,,,,,,
Tapi tak mengapa biarkan anak tikus itu belajar dengan cara yang telah bapaknya ajarka,,,,

Licik-licik......
Hanya kelicikan yang engkau berikan
Ha ha ha ha
READ MORE