Maha Karya Cipta Muhammad Alzibilla... aku menemukan eksistensiku dalam tekananku,tertekan dalam segala arah membuat eksistensi menari begitu indah

Laporan PPM

Posted by Muhammad Alzibilla On Minggu, 13 Februari 2011 0 komentar

BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG MASALAH
Gotong royong merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia, sebagaimana yang tertuang dalam pancasila yaitu sila ke- 3 “Persatuan Indonesia”. Perilaku gotong royong yang telah dimiliki Bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Gotong royong merupakan keperibadian bangsa dan merupakan budaya yang telah berakar kuat dalam kehidupan masyarakat. Gotong royong tumbuh dari kita sendiri, prilaku dari masyarakat.
Namun seiring dengan waktu yang berjalan, perilaku kegotong royongan mulai memudar akibat pengaruh dari budaya luar yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Seperti budaya individualisme dan materialisme yang telah merambah daerah perkotaan.
Gotong royong adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dan bersifat suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan dengan lancar, mudah dan ringan. Contoh kegiatan yang dapat dilakukan secara bergotong royong antara lain pembangunan fasilitas umum dan membersihkan lingkungan sekitar.
Sikap gotong royong itu seharusnya dimiliki oleh seluruh elemen atau lapisan masyarakat. Karena, dengan adanya kesadaran setiap elemen atau lapisan masyarakat melakukan setiap kegiatan dengan cara bergotong royong. Dengan demikian segala sesuatu yang akan dikerjakan dapat lebih mudah dan cepat diselesaikan dan pastinya pembangunan di daerah tersebut akan semakin lancar dan maju. Bukan itu saja, tetapi dengan adanya kesadaran setiap elemen atau lapisan masyarakat dalam menerapkan perilaku gotong royong maka hubungan persaudaraan atau silaturahim akan semakin erat.
Dibandingkan dengan cara individualisme yang mementingkan diri sendiri maka akan memperlambat pembangunan di suatu daerah. Karena individualisme itu dapat menimbulkan keserakahan dan kesenjangan diantara masyarakat di kota tersebut.
Perubahan ekonomi Indonesia memungkinkan masuknya modal asing dan liberalisasi. Nilai-nilai budaya mulai dengan deras masuk dan menjadi bagian dari hidup masyarakat Indonesia. Kehidupan perekonomian masyarakat berangsur-angsur berubah dari ekonomi agraris ke industri. Indusri berkembang maju dan pada zaman sekarang tatanan kehidupan lebih banyak didasarkan pada pertimbangan ekonomi, sehingga bersifat materialistik. Maka nilai kegotong royongan pada masyarakat telah memudar.
Untuk mengembalikan nilai kegotong royongan di setiap elemen masyarakat, maka pemerintah melalui sebuah lembaga Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) memiliki program di bidang kelembagaan yang salah satu poinnya Pengembangan Gerakan Swadaya Gotong Royong Masyarakat. Dengan adanya program tersebut diharapkan dapat mengembalikan nilai gotong royong di kalangan masyarakat.  

B.     TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dalam suatu program memang tidak akan bisa kita tinggalkan atau di simpan rapat dalam peti besi, sebab tujuan adalah pijakan untuk diikuti kemana kita akan membawa program-program yang telah kita rencanakan. Mengacu dari kalimat diatas, peneliti mempunyai beberapa tujuan yaitu:
1.      Menjadikan masyarakat yang sadar akan kesehatan lingkungan untuk menjaga kelangsungan hidup dan kelestarian alam dan menciptakan suasana yang mencerminkan kerukunan serta keharmonisan antara tetangga atau setiap individu.
2.      Mencari masalah-masalah di dalam masyarakat dan dipecahkan bersama-sama oleh masyarakat itu sendiri.
3.      Memperoleh gambaran yang jelas mengenai kelembagaan dan masyarakat.
4.      Melatih kepekaan peneliti dan masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat.
5.      Menjadikan masyarakat yang aktif dan ramah




BAB II
TINJAUAN TEORITIS
PENGEMBANGAN GERAKAN SWADAYA GOTONG ROYONG MASYARAKAT  

A. PENGERTIAN
1.      Masyarakat
            Masyarakat adalah kumpulan orang-orang yang melakukan hubungan satu sama lainnya, hubungan itu meliputi hubungan antara orang selaku pribadi-pribadi; hubungan antara orang dengan orang lain dalam hal dan perikatan karena harta benda. (Dr.Juhaya S. Praja, Tafsir Hikmah: 131)
            Masyarakat juga dapat didefinisikan sebagai kumpulan keluarga yang tinggal di suatu tempat yang terorganisir dan saling membutuhkan antara yang satu dan yang lainnya dalam artian saling berintraksi agar supaya terbentuknya kehidupan yang harmonis serta saling menyapa yang akhirnya dapat melahirkan kehangatan di daerah tersebut.

2.      Gotong Royong
Gotong royong adalah bekerja bersama-sama dalam menyelesaikan pekerjaan dan secara bersama-sama menikmati hasil pekerjaan tersebut secara adil. Atau suatu usaha atau pekerjaan yang dilakukan tanpa pamrih dan secara sukarela oleh semua warga menurut batas kemampuannya masing-masing.

A.     NILAI MORAL DALAM PRINSIP GOTONG ROYONG
Bergotong royong dalam masyarakat demi kepentingan bersama sudah terlaksana sejak jaman dahulu kala, karena dengan bergotong royong kegiatan menjadi lancar dalam mencapai tujuannya. Dalam prinsip gotong royong masyarakat, terkandung nilai moral antara lain:
a.       Keikhlasan berpartisipasi dan kebersamaan/persatuan.
b.      Saling membantu dan mengutamakan kepentingan bersama/umum.
c.       Usaha peningkatan/pemenuhan kesejahteraan
d.      Usaha penyesuaian dan integrasi/penyatuan kepentingan sendiri dengan   kepentingan bersama.
Perwujudan partisipasi rakyat dalam reformasi merupakan pengabdian dan kesetiaan masyarakat terhadap program reformasi yang mana senantiasa berbicara, bergotong royong dalam kebersamaan melakukan suatu pekerjaan. Sikap gotong royong memang sudah menjadi kepribadian bangsa Indonesia yang harus benar-benar dijaga dan dipelihara, akan tetapi arus kemajuan ilmu dan teknologi ternyata membawa pengaruh yang cukup besar terhadap sikap dan kepribadian suatu bangsa, serta selalu diikuti oleh perubahan tatanan nilai dan norma yang berlaku dalam suatu masyarakat.
Adapun nilai-nilai gotong royong yang telah menjadi bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia, tentu tidak akan lepas dari pengaruh tersebut. Namun syukurlah bahwa system budaya kita dilandasi oleh nilai-nilai keagamaan yang merupakan benteng kokoh dalam menghadapi arus perubahan jaman. Untuk dapat meningkatkan pengamalan azas kegotongroyongan dalam berbagai kehidupan perlu membahas latar belakang dan alasan pentingnya bergotong rotong yaitu:
a.       Bahwa manusia membutuhkan sesamanya dalam mencapai kesejahteraan baik
b.      jasmani maupun rohani.
c.       Manusia baru berarti dalam kehidupannya apabila ia berada dalam kehidupan
d.      sesamanya.
e.       Manusia sebagai mahluk berbudi luhur memiliki rasa saling mencintai, mengasihi
f.       dan tenggang rasa terhadap sesamanya.
g.       Dasar keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengharuskan
h.      setiap manusia untuk bekerjasama, bergotong royong dalam mencapai
i.        kesehjahteraan hidupnya baik di dunia maupun di akhirat.
j.        Usaha yang dilakukan secara gotong royong akan menjadikan suatu kegiatan terasa
k.      lebih ringan, mudah dan lancar.

BAB III
ANALISIS EMPIRIS TENTANG MEKANISME
Masyarakat Yang Sadar Akan Pentingnya Swadaya Gotong Royong  Melaui Peran Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD)

A.     SEKILAS MENGENAI BPMPD
1.    Visi dan Misi BPMPD
            Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa (BPMPD) yang berbasis organisasi Sosial ini memiliki visi dan misi dalam menjalankan setiap programnya. Adapun visi dan misi dari Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa (BPMPD) adalah sebagai berikut:
a.       Visi  :
Ø  Sebagai penggerak utama terwujudnya masyarakat berdaya, mandiri dan sejahtera.
b.      Misi  : 
Ø  Pemantapan kelembagaan, kehidupan sosial budaya dan pengembangan partisipasi serta swadaya masyarakat
Ø  Pengembangan usaha ekonomi masyarakat
Ø  Peningkatan pemanfaatan Sumberdaya alam (SDA) berwawasan lingkungan dan pendayagunaan teknologi tepat guna
Ø  Pemantapan penyelengaraan pemerintah desa dan pemerintahan kelurahan
2.    Maksud dan Tujuan Lembaga DPMPD
   Selain dari visi dan misi yang dimiliki BPMPD, sebagai lembaga yang professional agar selalu mendapatkan kepercayaan dari desa dan masyarakat, BPMPD pun memiliki maksud dan tujuan yang menjadi arah dan pengendali untuk perjalanannya. Maksud dan Tujuan ini timbul Karena apabila dalam sebuah lembaga/organisasi tanpa adanya sebuah maksud dan tujuan yang kongkrit dan pasti, semua program-programyang akan di laksanakan tidak akan terpecahkan dengan baik. Maka dari itu untuk patoka perjalannya BPMPD membuat maksud dan tujuan.
   Adapun maksud didirikannya BPMPD adalah sebagai dasar penyusunan dan pelaksanaan kebijakan serta program-program pemberdayaan masyarakat desa, dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah dalam penetapan kebijakan dan program-program pemberdayaan masyarakat dan penetapan penyelenggaraan pemerintahan desa/kelurahan di daerah. Sedangkan tujuan dari didirikannya BPMPD adalah untuk mewujudkan keterkaitan fungsional antara kebijakan dan program pemerintah pusat dan daerah dalam bidang pemberdayaan pemerintah desa/kelurahan, agar pelaksanaannya dapat dikelola secara terintegrasi, efektif, dan efisien, serta memberikan kontribusi bersama dalam meningkatkan taraf hidupdan kesejahtraan masyarakat. 

B.   MEKANISME PENGELOLAAN BPMPD
            Dalam pelaksanaannya, dalam lembaga Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Penerintahan Desa (BPMPD), ada empat bidang pengelolaan, yaitu:
1.    Pengembangan Kelembagaan Desa
            Dalam bidang pengembangan kelembagaan desa ada beberapa program yang menjadi patokan pekerjaannya yaitu:
a.       Pengembangan desa swasembada dan forum unit daerah kerja pembangunan (UDKP), sebagai tindak lanjut ditetapkannya Undang-undang nomor 5 tahun 1974, kebijakan pembangunan desa mulai diarahkan kepada upaya penguatan mekanismepembangunan desa dalam rangka pencapaian desa swasembada.
b.      Pengembangan gerakan swadaya gotong royong masyarakat
c.       Pengembangan kelembagaan desa: penyempurnaan LSD menjadi LKMD, tugas pokok dari LKMD yaitu:
Ø  Merencanakan pembangunan  yang dicangkan berdasarkan azas musyawarah
Ø  Mengerakan dan meningkatkan prakarsa dan partisipasi masyarakat untuk melaksanakan pembangunan secara terpadu, baik yang berssal dari berbagai kegiatan pemerintahan maupun swadaya gotong royong masyarakat
Ø  Menumbuhkan kondisi dinamis masyarakat untuk mengembangkan ketahanan di desa dan kelurahan
d.      Bulan bakti lembaga ketahanan masyarakat Desa (LKMD), dasar dilaksanakanya bulanbakti ini menindak lanjuti keputusan presiden no 28 tahun 1980 tentang penyempurnaan dan peningkatan fungsi lembaga Sosial Desa (LSD) menjadi Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD). Tujuan dari LKMD adalah untuk mewujudkan tercapainya peningkatan pelayanan pemerintah kepada kepada masyarakat dan pemerataan pembanguna dengan menumbuhkan prakarsa serta menggerakan swadaya gotong royong masyarakat dalam pembangunan. Dilaksanakan setiap tahun dari tanggal 1 maret sampai tanggal 31.
e.       Pengembangan mekanisme perencanaan pembangunan partisipatif, adanya program ini, sebagai implikasi ditetapkannya instruksi mentri dalam Negeri nomor 4 tahun 1981 tentang mekanisme pengendalian pelaksanaan program masuk desa. Dilaksanakannya mekanisme ini, untuk memfungsikan LKMD disetiap desa, mendayagunakan forum UDKP disetiap kecamatan dalam proses penyusunan rencana pengendalian pembangunan desa (bottom up planning). Bersamaan dengan ini dikembangkan pula program yaitu TNI ABRI masuk desa, Listrik masul desa dan Koran masuk desa.
f.       Pembentukan kader pembanguna desa (KPD), bertujuan untuk meningkatkan partisi aktif dalam setiap proses pembanguna partisipatif mulai dari mulai dari peroses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan serta pengawasan hasil pembangunan.
g.       Pengembangn pelatihan masyarakat, untuk mendukung pelaksanaan kebijakan pembangunan masyarakatdesa.
h.      Pembentukan instrumen perencanaan pembangunan partisipatif di tingkat desa.
i.        Pengembangan data dasar profil desa/kelurahan
j.        Perencanaan partisipatif pembangunan masyarakat desa (P3MD), merupakan suatu metode perencanaan pembanguna desa yang dilakukan oleh masyarakat secara musyawarah, mufakat dan gotong royong dengan diberi nuansa baru dan teknologi baru untuk menberdayakan masyarakat dalam wadah LKMD,
k.      Penyempurnaan Lembaga ketahanan Masyarakat desa (LKMD) menjadi lembaga pemberdayaan msayarakat (LPM), melalui UU no 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah, tentang penyempurnaan organisasi kemasyarakatan desa dan keluraha, serta keputusan presiden nomor 54 tahun 2001 tentang LKMD atau sebutan lain dengan tujuan melakukan perombakan struktur organisasi LKMD.
l.        Bulan bakti gotong royong Masyarakat (BB-GRM).  BB-GRM ini di bentu karena adanya krisis ekonomi yang menimbulkan tindak kejahatan dimana-mana mka dari itu pemerintah melalui PARMENDAGRI no 42 tahun 2005, pemerintah kembali berupaya membangkitkan kembali rasa kebersamaan tersebut melalui  Bulan bakti gotong royong Masyarakat (BB-GRM).

2.    Pengembangan Perekonomian Desa
Adapun beberapa bagian dari pengembangan prekonomian desa diantaranya:
a.       Pengembangan bantuan pembangunan desa, ini terjadi karena akan keputusan dari peresiden no 16 tahun 1968 tentang bantuan pembangunan desa yang sering dikenal dengan  sebutan “subsidi desa”
b.      Badan Keredit Desa (BKD) adalah perusahaan milik desa didirikan oleh dari untuk masyarakat melalui rembung desadari masyarakat desa yang bersangkutan.
c.       Pengembagan usaha ekonomi desa simpan pinjam (UED-SP), program ini dibentuk untuk memfasilitasi usaha kecil melaui program inpres bantuan desapembanguna desa.
d.      Pengelolaan lumbung pangan masyarakat desa (LPMD) tujuah dibentuk hal ini untuk mengurangi peraktek ijon rentenir ganai dan untuk membantu petani dalam mencapai kecukupan pangan.
e.       Pengembangan Pasar desa bertujuan untuk meningkatkan peran pasar tradisional, memasarkan hasil produk desa.
f.       Peningkatan produktivitas wirausaha masyarakat desa
g.       Pembinaan usaha informal, dibentuk untuk memberi peluang pada masyarakat dalam meningkatkan usaha kecil
h.      Penumbuh kembangan kelompok usaha masyarakat (sektor informal) melalui kemitraan didaerah.



3.    Pengembangan Sosial Budaya Masyarakat
a.       Pendekatan identifikasi guna pemenuhan kebutuhan dasar keluarga, kegiatan ini bermaksud unuk mengetahui kebutuhan dasar keluarga mulai dari sandang, pangan kesehatan dan pendidikan.
b.      Usaha peningkatan pendapatan keluarga (UP2K) PKK adalah semua usaha ekonomi yang dikerjakan oleh keluarga , dengan menempatkan wanita sebagai penggerak baik perorangna maupun kelompok.
c.       Pustaka desa
d.      Pengembangan kegiatan pembinaan kesejahtraan keluarga (PKK)
e.       Program makanan tambahan anak sekolah (PMT-AS)
f.       Gerakan nasional orang tua asuh (GN-OTA)
g.       Penanggulangan pekerja anak didesa tertinggal (P2ADT)
h.      Pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah (PSN-DBD)
i.        Pengembangan informasi pembanguna masyarakat desa
j.        Perencanaan pembangunan masyarakat desa yang berwawasan jender (P2MDBJ)
k.      Peningkatan peran wanita dalam pembangunan pedesaan
l.        Peningkatan Pembinaan mutu pos pelayanana terpadu (posyandu)
m.    Program makanan tambahan anak sekolah (PMT-AS)
n.      Program percepatan pemberantasan buta aksara perempuan

4.    Program Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna
a.       Pembinaan peranserta masyarakat pedesaan dalam pelestarian lingkungan
b.      Pengembangan hutan cadangan pangan (HCP)
c.       Pemugaran perumahan dan lingkungan desa secara terpadu (P2LDT)
d.      Penyediaan air bersiah dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB-PLP)
e.       Pengembangan prasarana dan sarana desa
f.       Manunggal TNI ABRI masuk desa
g.       Listrik pedesaan
h.      Program tranmigrasi swakarsa pengembangan desa potensial (trangsabangdep
i.        Pengembangan lahan gambut (PLG) 1 juta hektar
j.        Pembinaan hutan kawasan lindung/konservasi tanaman nasional
k.      Pembinaan masyarakat desa huran (PMD-H)
l.        Pembinaan pemukiman masyarakat desa dikawasan perbatasan dengan negara tetangga
m.    Pemukiman kembali penduduk (resetlement)
n.      pengembangan penalaran teknologi pedesaan
o.      pemasyarakatan dan pemanfaatan teknologi tepat guna (TTG) di pedesaan
p.      kredit penerapan teknologi tepat guna dalam rangka pengentasan kemiskinan (KPTTG-taskin)
q.      programpenyelenggaraan gelar nasoinal teknologi tepat guna (TTG)

C.  KONDISI OBJEKTIF MASYARAKAT SINDULANG
Dilihat dari sosiologisnya masyarakat kampung lewiliang desa Sindulang, Kec Cimangung, Kab. Sumedang adalah masyarakat yang mempunyai karakteristik dengan pertanian, jadi mayoritas masyarakat Lewiliang berpropesi sebagai petani di ladang akan tetapi kebiasaannya dalam lingkungan Masyarakat masih dipertahankan seperti tali silaturahimnya masih tinggi dan melekat di jiwa mereka.
Dilihat dari sudut geografisnya, desa Cindulang merupakan daerah dataran tinggi yang terkenal dengan curug. Menurut teori dominasi yang terdapat dalam buku susunannya seorang yang mempunyai senyuman santai dan sifat yang begitu tenang yaitu bapak Agus Ahmad safei, dengan judul buku Kucari Jalan Terbaik Simfoni Diri Dr. Asep Saeful Muhtadi. dalam buku itu dikatakan lingkungan yang beriklim dingin, sangan cocok untuk membentuk intelektualitas berpikir yang tinggi, sedangkan iklim yang panas cenderung membangkitkan intelektualitas berpikir yang rendah.
Dari kalimat yang terungkapkan diatas, beruntung sekali daerah sinulang karena tepat berada di daerah yang tinggi jadi mudah-mudahan memang begitu adanya bibit-bibit desa sinulang. Dan mejadikan Sindulang kedepannya sebagai desa yang maju baik dari segi Agama, Ekonomi, Sosial, Wisata dan sebagainya. Tetapi orang pantaipun tidak menutup kemungkinan jauh lebih pintar selagi orang itu ada kemauan dan ada perakteknya di lapangan rimba belantara ini.

BAB IV
ISI KEGIATAN PRAKTIK PROFESI MAHASISWA

A.  GAMBARAN PROSES YANG SUDAH DILAKUKAN
1.     Persiapan
            Sesudah pihak akademis/fakultas melakukan penetapan diadakan Praktik Profesi Mahasiswa (PPM), berikut pembagian kelompok beserta dosen pembimbingnya, pada tanggal 30 juni 2009, kami langsung menentukan tempat yang akan dijadikan tempat Praktek Propesi Mahasiswa (PPM) yaitu di Badan Pemberdayaan Pemerintah (BPMPD) yang beralamat di jalan sukarno hatta no 466 tlp (022)7513586 fax 7503664 Bandung 40266.
 Setelah menerima keputusan dari fakultas, keesokan harinya tepatnya tanggal 2 juli 2009 kami langsung mengunjungi lembaga yang akan dijadikan tempat praktik propesi mahasiswa (PPM), tetapi pada saat itu di lembaga tersebut sedang melakukan acara sampai tanggal 8 juli 2009 dan akhirnya kami pulang kembali tetapi ada kepastian bahwa kami boleh datang lagi setelah kegiatan tersebut selesai. Sesuai dengan janji yang di berikan Lembaga tersebut, pada tangal 10 tepatnya hari senin kami langsung menemui pimpinan lembaga tersebut untuk meminta izin melakukan Praktik Propesi Mahasiswa dan kami pun disambut dengan baik tetapi dikarenakan di lembaga tesbut ada juga yang sedang melakukan PPM, jadi kami di perbolehkan untuk melakukan  Praktik Propesi Mahasiswa dua minggu yang akan datang tepatnya pada tanggal 24 juli 2009 sampai tanggal 04 agustus 2009 karena sebelum melakukan Praktik Propesi Mahasiswa (PPM) kami telah berunding dengan teman-teman beserta dosen pembimbing bahwasanya Praktik Propesi Mahasiswa (PPM) akan dilakukan di dua tempat untuk lebih mengetahui peran lembaga yang kami jadikan tempat praktik terhadap masyarakat secara langsung. Dan dalam hal ini kami pun meminta izin terlebih dulu kepada desa yang akan kami jadikan tempat Praktik Propesi Mahasiswa (PPM) selanjutnya.


2.    Pelaksanaan 
Praktik Profesi ini kami lakukan di dua tempat, untuk mengetahui denagn pasti bagaimana keputusan/program-program yang telah dikeluarkan dari pemerintah apakah sesuai dengan yang di rencanakan atau tidak, kami mealakukan prektek ini yang pertama di lakukan di Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) dari  tanggal 24 juli 2009 sampai tanggal 04 Agustus 2009, dilembaga tersebut kami hanya mencari data dan program-program apa saja yang di keluarkan dam rangka memberdayakan masyarakat dan desa. Dan yang kedua kami melakukan peraktek itu dimasyarakatnya langsung supaya lebih paham antara teori yang telah kami dapat dengan prakteknya lngung dimasyarakat. Adapun temapt atau desa yang kami tuju adalah:
Kabupaten                         : Sumedang
Kecamatan                        : Cimanggung
Desa / Kelurahan              : Sinulang
Kampung                           : Lewi Liang Rw 08 dan 09
Kegiatan yang kami lakukan itu tidak keluar dari lingkaran yang kami diami yaitu pengembangan masyarakat, adapun bentuk pengembagan masyarakatnya kami membuat pembatasn supaya tidak keluar lingkaran yaitu maslah kesehtan lingkunga Oleh sebab itu diantara kegiatan yang kami lakukan diantaranya:
a.      Observasi
Sebenarnya kegiatan observasi adalah yang setiap saat kita lakukan. Dengan perlengkapan pancaindra yang kita miliki, kita sering mengamati objek-objek di sekitar kita. Sebagai contoh, sebelumnya kita memutuskan untuk berkenalan terlebih dahulu dengan seorang gadis, kita mengamati kebiasaan-kebiasaan bahkan agar mampu menarik hati orang tua gadis itu, kita mengamati apa kegemaran si orang tua. Kegiatan observasi ini merupakan salah satu kegiatan yang kita lakukan untuk memahami lingkungan, selain membaca koran, mendengarkan radio, dan televisi atau berbicara dengan orang lain. Bedanya kegiatan membaca, mendengar, dan berbincang-bincang adalah kegiatan yang memerlukan mediator tertentu, misalnya koran, radio, atau orang lain.
Observasi disini diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung tanpa mediator sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut. Sedangkan menurut kamus populer observasi merupakan teknik pencarian data atau pengamatan yang teliti dan sistematis, serta penelitian  dengan cara ini tidak hanya satu kali akan tetapi berulang-ukang untuk menyakinkan akan kebenaran data yang telah didapat dari ssebuah lembaga atau tempat yang kita teliti.
b.      Wawancara
Wawancara adalah percakapan antara periset (seorang yang berharap mendapatkan informasi) dan informasi seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek (Berger, 2000: 11).
Adapula yang memberikan definisi mengenai wawancara adalah suatu cara untuk mencari data atau menjawab rasa ingin tahu dengan melakukan pembicaraan atau percakapan baik melaului cara formal atau informal. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan pada satu orang tetapi perlu banyak orang supaya keabsahan data yang di dapat lebih jelas dan benar adanya.

B.     METODOLOGI
Ketika kami masuk kepada lingkungan disana, peneliti langsung menggunakan beberapa metode seperti:
1.      Metode Analisis masyarakat
Adapun metode objek riset yang kami lakukan yaitu meneliti suatu dikampung Lewiliang Rw 08, Desa Sindulang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang. Yang mana  ada beberapa permasalahan yang terjadi di Rw ini yaitu mulai dari masalah keagamaan, sosial, organisasi kepemudaan dan ekonomi. Namun, tidak semua permasalahan digarap secara langsung dan bersamaan oleh kami, melainkan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang paling urgent atau penting, mendadak.
Adapun metode yang kami lakukan adalah : Metode Mengidentifikasi (Assesment) Masalah, Metode Pendekatan, Metode Rencana Pemecahan Masalah, Metode Kegiatan Warga. Disisi lain kami pun melihat adanya potensi diawarga Rw 08, sebagai bahan acuan pemecahan masalah yang bisa dikerjakan dalam jangka pendek. Seperti halnya pengurasan dan perbaikan bak air sebagai suplai air untuk warga Rw 08 serta MCK.

2.      Metode Mengidentifikasi (Assesment) Masalah
Setelah kami mengadakan dialog atau diskusi dengan warga Rw 08, maka kami pun menemukan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh warga  Rw 08, dari sekian permasalahan maka muncullah empat permasalahan yang dianggap oleh warga paling penting, diantaranya:
a.       Kesehatan lingkungan
b.      Masalah Inprastruktur (mesjid, jalan, dan tempat olahraga)
c.       Masalah Organisasi (karang taruna dan Irmas)
d.      Pendidikan

3.      Metode Pendekatan
Metode pendekatan yang dilakukan dalam riset kami adalah partisipasi masyarakat didalam dimana disini masyarakat sendiri yang menentukan permasalahan apa saja yang mereka hadapi, potensi apa saja yang mereka miliki serta solusi seperti apa yang mereka inginkan. kami hanya selaku fasilitator, dimana hanya sebatas menjembatani permasalahan yang dihadapi warga Lewiliang (Rw 08). Serta melakukan pula metode yang kami lakukan pada saat melakukan dialog atau diskusi dengan warga yaitu dengan menggunakan metode FGD (Focus-Group-Discustions).

4.      Metode Rencana Pemecahan Masalah
Selain metode pemecahan masalah maka kami mengguanakan metode proaktif dimana masyarakat sendiri yang akan memecahkan masalahnya, ketika itu permasalahan yang kami garap pertama kali yaitu pengurasan dan perbaikan bak air sebagai suplai air untuk warga Rw 08 serta MCK.

5.      Pelaksanaan Program Kerja Dan Pemantauan
Karena dalam kegiatan ini kami bermaksud menyesuaikan antara pelaksanaan dengan tema yang kami usung yaitu: “Menjadikan Masyarakat Yang Sadar Akan swadaya gotong royong Melalui Peranan Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa ” maka kami lebih memfokuskan praktik ini pada masalah lingkungan agar masyarakat sadar akan kesehatan lingkungan, hal ini tidak lepas dari peran BPMPD. Akan tetapi setelah melakukan assessment, kami menemukan masalah lain selain masalah lingkungan tersebut.
Sehubungan dengan peran kami sebagai fasilitator, maka kami senantiasa membantu mereka dari segi pemikiran dalam menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Selain itu kami pun selalu memperhatikan setiap perkembangan-perkembangan yang terjadi di kampung tersebut.

6.      Evaluasi Dan Tindak Lanjut
Dengan adanya keterbatasan waktu kami dalam mengadakan penelitian di RW 08, maka tahapan evaluasi yang kami lakukan juga tidak terlalu maksimal, sebagai tindak lanjut kami yaitu dengan melakukan langkah bentuk laporan kepada pihak desa mengenai permasalahan-permasalahan sekaligus kebutuhan yang ada di warga RW 08, Desa Sinulang.
                       
C.    HASIL
Dalam suatu rencana pasti ada maksud dan tujuan agar rencana tersebut mendapatkan hasil yang maksimal, dengan hal tersebut maka kami melihat secara pandangan mata kami sebagai peneliti, hasil daripenelitian tersebut yaitu:
1.      Terbentuknya semangat pemuda untuk melanjutkan organisasi karang taruna.
2.      Sarana kebersihan menjadi terkelola.
3.      Semangat gotong royong warga terlihat sangat baik

BAB V
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh, diolah dan dianalisa, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa:
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa merupakan sebuah organisasi berbasis sosial yang mewujudkan keterkaitan fungsional antara kebijakan dan program pemerintah pusat dan daerah dalam bidang pemberdayaan pemerintah desa/kelurahan, agar pelaksanaannya dapat dikelola secara terintegrasi, efektif, dan efisien, serta memberikan kontribusi bersama dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahtraan masyarakat. 
Dalam pelaksanaannya, dalam lembaga Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa (BPMPD), ada empat bidang pengelolaan, yaitu:
1.    Pengembangan Kelembagaan Desa
2.    Pengembangan Perekonomian Desa
3.    Pengembangan Sosial Budaya Masyarakat
4.    Program Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna
          Tentunya kami sadar akan kekurangan kami sebagai mahasiswa, yang bisa dikatakan bahwa mahasiswa golongan strata satu masih temasuk sebagai peneliti pemula. Jadi meruju pada hal tesebut, bukanya kami meragukan kemampuan kami sendiri akan tetapi untuk lebih mesingkronkan antara pengetahuan, pengalaman yang kamimiliki, maka dalam hal ini kami hanya memebawa program yang keempat untuk diaplikasikan dimasyarakat, agar lebih paham telebh dahulu dengan satu program tesebut.
          Setelah masuk kedalam dunia masyarakat, ternyata teori yang di dapat selalu ada perbedaannya dalam pelaksanaan, akan tetapi walapun kenyataannya seperti itu kami tetap berusaha untuk meraih apa yang kami inginkan.
            Permasalahan masyarakat itu memang beragam adanya, tetapi dalam hal ini, karena fokus masalah yang kami teliti adalah untuk menjadikan masyarakat yang sadar akan pentingnya gotong royong merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat.
          Kalau kita paham bahwa gotong royong harus  dimulai dari setiap individu yang punya kewajiban sama dalam menjaga kebersamaan tudak menjadi individualis. Karena, yang namanya gotong royong tidak bisa berjalan oleh satu individu akan tetapi akan berjalan ketika di pikirkan dan dikerjakan oleh setiap diri individu yang menghasilkan kelompok kerja.
          Untuk itu kami mengarahkan penelitian ini pada aspek tersebut. Karna kenapa? Karena untuk berbagi ilmu dan belajar sama-sama untuk memperbaiki lingkungan, untuk membangkitkan kesadaran kita semua terhadap lingkungan.            Tetapi walaupun garapan kami mengacu kepada tema yang kami usung yaitu Pengembangan Swadaya Gotong Royong Masyarakat,  pada saat melakukan penelitian tersebut, kami tidak melepas tanggung jawab sebagai mahasiswa Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) yaitu sebagai pasilitator atau yang menjembatani dan sebagai motivator, kami selalu memberikan dorongan moril kepada warga supaya tetap semangat dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang tentunya dengan semangat gotong-royong yang ada dalam program Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa (BPMPD) yaitu bagian pertama Pengembangan Kelembagaan Desa.

B.   Saran-Saran
1.      Mata kuliah yang sangat berhubungan dengan jurusan Pengembangan Masyarakat Islam seharusnya disajikan sejak awal, sehingga mahasiswa lebih paham tentang jurusan PMI
2.      Dari beberapa materi mata kuliah yang disampaikan kurang tersampaikan secara mendalam, karena mungkun keterbatasan waktu dan mata kuliah lain yang begitu banyaknya sehingga yang seharusnya matakuliah tentang ke PMIan mendalan ini hanya sekilas, sehingga mahasiswa PMI kurang dalam teori tenang ke PMIan.
3.      Tentang praktik, yang seharusnya mahasiswa PMI lebih banyak praktik atau setidaknya seimbang antara teori dan praktik, sehingga kualitas mahasiswa PMI dilapangan tidak dipertanyakan lagi.                                              
DAFTAR PUSTAKA

Drs.Nur khalif hazin
                                    Kamus ilmiah populer, karya ilmiah, Surabaya
Dr. Juhaya S. Praja
           2000                 Tafsir hikmah, Rosda, Bandung.

Rachmat kriantono
2008                teknik praktis riset komunikasi, kecana prenada media group, Jakarta.

Hera Budi
            2006                Ilmu Alamiah Dasar, CV.Pustaka Setia, Bandung.

Ayip Muflich 
Pedoman Umum Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (buku merah putih)

Aim Abdul Karim, Drs.M.Pd.,
2000                Memahami PPKn untuk kelas I SMU, Bandung: Penerbit Ganeqa Exact

Kosasih Djahiri, Prof, Drs,
Mahir PPKn 1, Bandung: Penerbit Rosdakarya.

Achmad Yunan, S., Drs.,
1994.               LKS Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Ia, Bandung: Penerbit Angkasa













0 komentar: